PATIMUAN, 20 Agustus 2025 – Warga RW 08 Dusun Kayu Mati Dukuh, Desa Purwodadi, Kecamatan Patimuan, merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia dengan acara utama Lomba Balap Perahu.
Acara ini menjadi satu-satunya lomba yang diadakan tahun ini, diikuti oleh perwakilan dari tiap RT di RW 08 serta peserta bebas dari berbagai wilayah lain di Kecamatan Patimuan, khususnya dari Desa Purwodadi.
Kegiatan ini menjadi puncak dari serangkaian perayaan yang telah dimulai sejak awal Agustus.
Lomba Balap Perahu digelar di sungai desa yang melintasi Dusun Kayu Mati Dukuh dan dimulai tepat pukul 09.30 WIB.
Perlombaan ini menarik perhatian ribuan warga, baik dari desa setempat maupun dari desa-desa tetangga.
Para peserta harus menempuh jarak sekitar 200 meter di sepanjang aliran sungai, yang menambah tantangan dan keseruan perlombaan.
Ketua Panitia HUT RI ke-80 RW 08, Bapak Satmono, mengungkapkan bahwa acara ini diselenggarakan sebagai bentuk rasa syukur dan cinta tanah air, sekaligus untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga.
Semangat gotong royong dan kebersamaan menjadi kunci sukses acara ini. Kami ingin menumbuhkan kembali jiwa nasionalisme melalui kegiatan yang unik dan menghibur,” ujar Bapak Satmono.
Lomba Balap Perahu berlangsung sangat kompetitif namun tetap menjunjung tinggi sportivitas.
Setiap tim menunjukkan kekompakan dan kekuatan fisik untuk menjadi yang tercepat.
Setelah melewati babak penyisihan yang sengit, tim dari RT 02 berhasil keluar sebagai juara pertama dan berhak membawa pulang piala serta uang tunai sebesar Rp 1.500.000. Sementara itu, juara kedua dan ketiga juga mendapatkan hadiah menarik. Selain itu, panitia juga menyediakan banyak hadiah doorprize yang diundi untuk menambah keseruan acara.
Acara ditutup dengan doa bersama untuk kemajuan bangsa dan negara, serta harapan agar Dusun Kayu Mati Dukuh semakin sejahtera.
Kami berharap semangat kemerdekaan ini tidak hanya dirasakan saat perayaan, tetapi terus membara dalam kehidupan sehari-hari untuk membangun desa kita menjadi lebih baik,” tutup Bapak Satmono.
Red”